Komunitas Betawi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan untuk berkomunikasi
antar individu sangatlah penting. Selain berkomunikasi tentunya adanya suatu
tujuan yang sama dalam berkomunikasi dengan tiap - tiap individu tersebut.
Karena tiap individu punya sebuah tujuan yang sama dengan individu lain, maka
mereka mencoba mencari individu lain untuk mencari tujuan yang sama. Hal ini
tentunya juga karena adanya rasa ingin menyalurkan nilai - nilai yang ada. Demi
mencapai tujuan bersama , invidu – individu tersebut kemudian membentuk sebuah
komunitas atau perkumpulan tertentu khususnya di daerah jakarta dan sekitarnya.
Komunitas atau perkumpulan tersebut mempunyai banyak macam – macam tujuan,
seperti beberapa invididu yang memiliki asal, suku, atau ras yang sama di
sebuah daerah yang tentunya diluar daerah asal mereka. Mereka mencoba
mempertahankan dan juga melestarikan nilai – nilai yang ada dalam tujuan mereka
seperti kesenian, agama, adat istiadat dan berbagai hal lainnya yang sudah
mereka bawa dalam diri mereka dari daerah asal mereka berada agar tidak hilang
begitu saja tertelan dengan nilai - nilai yang baru atau yang ada disekitar
mereka.
Mereka tentunya juga sudah mulai
jenuh dengan apa yang sudah mereka punya atau yang mereka anut dalam diri
mereka dan memunculkan keingin tahuan untuk belajar memahami nilai – nilai lain
yang ada di sekitar lingkungan mereka. Hal ini tentunya bisa memberikan
keuntungan sendiri bagi mereka yang melestarikan nilai- nilai tersebut sehingga
adanya nilai – nilai baru yang dianut oleh masyarakat sekitar. Seperti halnya
komunitas betawi yang ada di daerah jakarta dan sekitarnya. Komunitas tersebut
mencoba memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan mereka di tengah gempuran
budaya – budaya asing di pusat kota metropolitan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka bisa disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan komunitas?
2.
Apa landasan tiap individu untuk membentuk sebuah komunitas?
3.
Apa saja faktor – faktor yang menunjang terbentuknya sebuah
komunitas?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui kegiatan komunitas Betawi.
2.
Mengetahui sejarah dan perkembangan komunitas Betawi.
3.
Memahami adat istiadat Betawi pada tiap komunitas.
BAB II
Landasasan Teori
A. Komunitas
Komunitas adalah sebuah kelompok
sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu
di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,
kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa.
B. Komunitas Menurut Para Ahli
·
Christensson dan Robinson
komunitas
ialah orang-orang yang hidup di suatu darah yang secara geografis itu terbatas,
mereka melakukan komunikasi satu dengan yang lain dan memiliki ikatan batin
antar sesama yang tinggal disitu dan dengan wilayah tempat tinggalnya tersebut.
·
Vanina Delobelle
Komunitas
merupakan sarana berkumpulnya orang-orang yang memiliki kepentingan bersama,
komunitas yang dibentuk oleh empat faktor:
·
Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi di antara
anggota sesuai dengan kepentingan bersama
·
Basecamp atau wilayah di mana mereka biasanya
berkumpul
·
Berdasarkan kebiasaan di antara anggota yang selalu
hadir
BAB III
Pembahasan
A. Sejarah Betawi
Diawali oleh orang Sunda
(mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam Kerajaan Tarumanegara serta
kemudian Pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan
pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari
Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.
Sifat campur aduk dalam dialek Betawi adalah cermin
dari kebudayaan Betawi secara umum. yang merupakan hasil perkawinan berbagai
macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun
kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya orang betawi memiliki Seni
Gambang Kromong yanag berasal dari seni musik China, tetapi juga ada Rebana
yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang
Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatar belakang ke-Belanda-an. Secara biologis mereka yang mengaku sebagai
orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa.
mereka adalah hasil kawin-mawinantaretnis dan bangsa di masa lalu.
Oleh sebab itu, apa yang disebut orang atau Suku
betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir
dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di
Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, bali, Sumabawa , Ambon, dan Melayu.
Antropolog Universitas Indonesia, DR Yasmine Zaki Shahab MA menaksir, etnis
Betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893.
B. Komunitas - Komunitas Betawi
a. Komunitas Betawi Ora
Komunitas Betawi Ora berdiri sejak bulan Agustus 2006.
Komunitas Betawi Ora, atau sering juga disebut "Kobra", diawali dengan
keprihatinan akan semakin menghilangnya tradisi seni budaya betawi akibat dari
pengaruh modernisasi yang semakin menekan banyak hal terhadap masyarakat asli
Betawi khususnya masyarakat Betawi Pinggiran, yang mana dapat dilihat dari banyaknya
permainan anak-anak dijaman Betawi dulu seperti Gala Asin, Petak umpet, Ontek,
Demprak atau Telapak. Bahkan makanan tradisional seperti Kue Talam, Dongkal,
Kembang Goyang, Dodol Cina, Cendol Pareg dan Gengsot sudah sangat sulit kita
temui.
Menilik dari hal tersebut,sudah selayaknya masyarakat
Betawi Pinggiran untuk berusaha mengembalikan tradisi masyarakat Betawi
Pinggiran yang nyaris punah tertelan modernisasi. Maka dibentuklah Komunitas
Betawi Ora (KOBRA) dengan misi menggali kembali dan menanamkan rasa kecintaan
dan rasa memiliki serta melindungi dan menjaga keutuhan seni budaya tradisional
masyarakat Betawi Pinggiran khususnya diwilayah Ciledug Kota Tangerang. Lebih
jauh komunitas ini berharap bahwa kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh Kobra terutama dibidang seni dan budaya ini dapat menggugah para tokoh masyarakat
Betawi Pinggiran khususnya diwilayah Ciledug untuk memberikan dukungan dalam
usaha pengembangan seta pelestariannya. Dalam pelestariannya, komunitas tersebut mempertahankan kesenian seperti Palang Pintu, Silat - silat dari kebudayaan leluhur betawi. Orang betawi pinggiran adalah ketika
berbicara dialegnya menggunakan
kata "Ora" ,hal ini dikarnakan masuknya ksultanan cirebon di tanah banten
yaitu sultan hasanudin sebagai anak sunan gunung jati yang wilayah nya
mencakupi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya.
Komunitas Betawi Jagakarsa adalah sebuah Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bertujuan untuk mengejawantahkan semangat yang terkandung dalam
jiwa orang Betawi Jagakarsa yang masih kental budayanya untuk tidak hanya
mengangkat harkat dan martabatnya sebagai wraga inti ibukota negara, tetapi
juga keseluruhan putra-putri bangsa, mengingat di jagakarsa merupakan ikon budaya
betawi di selatan Jakarta.
Komunitas Betawi Jagakarsa memiliki konsentrasi diwilayah kajian
sosial-budaya betawi yang sangat kental di Jagakarsa dan menanamkan nilai-nilai
pendidikan. Terutama kajian mengenai ke-Betawi-an yang saat ini masih belum
terlihat eksis di tingkatan nasional dan forum internasional.
C. Kegiatan Komunitas Betawi
Komunitas - komunitas Betawi memiliki kegiatan yang sama dengan visi dan misi mereka yang salah satunya yaitu mengembangkan kebudayaan seni mereka. Kebanyakan dari kegiatan mereka yaitu pengembangan seni kebudayaan seperti Tanjidor, Pencak silat, Lenong, dan Palang Pintu. Kesenian - kesenian tersebut yang paling sering kita lihat di sekitar kita karena dalam pemberdayaannya kesenian - kesenian tersebut langsung di terapkan pada kegiatan keseharian tiap orang, seperti Palang Pintu. Palang Pintu biasanya digunakan dalam menyambut tamu terhormat, saat mempelai pria ingin melamar ke kediaman mempelai wanita, dan juga dalam pembukaan suatu acara. hal ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan keseharian kita. Kemudian ada hal lain yang sering kita temui yaitu Makanan khas Betawi.
Makanan khas Betawi dikenal dengan banyak cita rasa karena adanya campuaran cita rasa dari berbagai etnis seperti Arab, Tionghoa, Belanda, dan Portugis. Misalnya Dodol Cina, Dodol Cina atau yang biasanya disebut juga dengan kue keranjang merupakan makanan asli khas betawi yang asal usulnya masyarakat betawi dulunya mempunyai kebiasaan bikin dodol yang tertular dari tradisi masyarakat China di tirai bambu sana. Mereka yang telah
membawa tradisi tersebut ke tanah Indonesia. Kue ini terbuat dari tepung ketan dan gula.
Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru imlek.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebudayaan
Betawi merupakan Kebudayaan khas dari Jakarta. Budaya Betawi ini tidak hanya
mencangkup daerah – daerah di sekitar Jakarta, tetapi juga daerah sekitarnya
seperti halnya Bekasi yang berdekatan dengan daerah Ibukota Jakarta. Karena
orang – orang yang ada di Jakarta mulai mencari tempat baru untuk ditinggali
sehingga mereka harus hijrah keluar dari Jakarta. Selain membawa keahlian untuk
bertahan hidup, mereka juga membawa adat maupun budaya dari daerah asal mereka
sehingga adanya kesamaan kepentingan agar tidak hanya bisa selalu berkomunikasi
dengan sesama orang Betawi, tetapi juga berusaha memperkenalkan dan memperluas
Kebudayaan Betawi di tempat mereka berada.
Nilai – nilai dan norma – norma
maupun kebiasaan yang baik yang ada di kebudayaan betawi mulai diserap pada
kalangan masyarakat sehingga adanya keinginan untuk mencari tahu dan menerapkan
kepada diri mereka sendiri. Hal ini menyebabkan adanya tujuan bersama pada tiap
orang untuk bisa selalu menjaga dan merawat kebudayaan tersebut sehingga terbentuknya
sebuah komunitas betawi yang bertujuan untuk kepentingan mereka dalam
mengimplementasikan hal – hal yang ada di Kebudayaan Betawi.
B.
Saran
Kebudayaan Betawi merupakan
Kebudayaan yang memiliki nilai luhur yang baik sehingga mudah diterima
masyarakat. Dalam mempertahankan kebudayaan betawi dalam sebuah komunitas
tentunya bukanlah hal yang mudah sehingga membutuhkan kemauan yang besar dari
hati agar ingin bisa selalu menerapkan nilai – nilainya. Kita juga harus
menerapkan hal - hal baik pada diri kita maupun orang – orang yang ada
disekitar kita dan kita harus meninggalkan hal yang membuat kita menjadi orang yang tidak
berguna karena terpengaruh nilai – nilai yang buruk.
Disaat menganut ataupun menerapkan suatu hal tentunya kita juga harus bisa menjaga apa yang di anut ataupun di terapkan orang lain sehingga timbulnya sikap toleransi terhadap kebudayaan lain yang orang lain miliki dan juga rasa aman dan nyaman dalam diri kita dalam menganut ataupun menerapkan hal yang kita miliki. Janganlah takut untuk mempelajari hal lain diluar kebiasaan kita karena dengan mempelajari hal baru membuat kita kaya akan pengalaman dan juga pengetahuan yang luas.
Disaat menganut ataupun menerapkan suatu hal tentunya kita juga harus bisa menjaga apa yang di anut ataupun di terapkan orang lain sehingga timbulnya sikap toleransi terhadap kebudayaan lain yang orang lain miliki dan juga rasa aman dan nyaman dalam diri kita dalam menganut ataupun menerapkan hal yang kita miliki. Janganlah takut untuk mempelajari hal lain diluar kebiasaan kita karena dengan mempelajari hal baru membuat kita kaya akan pengalaman dan juga pengetahuan yang luas.
Daftar Pustaka
· ·
Sinar Betawi. “Artikel Betawi”. (Online). (http://sinarbetawi.weebly.com/artikel-betawi.html,
diakses 18 Oktober 2015).
· · Betawi Ora. “Komunitas Betawi Ora”. (Online). (http://rumahmakanbetawiora.blogspot.co.id/,
diakses 20 Oktober 2015).
Komentar
Posting Komentar